Minggu, 30 September 2012

Warnet, wartel, warteg.....Siapa pemenangnya?????

Pemulanya tentu warung yang sangat kondang menjajakan makanan sehari-hari, warung tegal alias warteg. Bersaing dengan restoran, cafe, ataupun rumah makan tak menjadikan grogi untuk tetap eksis dan tetap di cari untuk penghilang rasa lapar.

Tahun 1995, tak banyak rasanya pengguna internet. Hanya kalangan terbatas. Tahun 2000 agaknya mulai banyak pengguna internet dan warnetpun bermunculan. Pada awal kedatangan saya ke Gorontalo tahun 2008, saya yang bertempat tinggal di Limboto harus pergi ke kota Gorontalo yang memakan waktu sekitar 20 menit. Itupun hanya bilangan jari, sehingga saya harus pulang kecewa jika warnet penuh.
Tahun 2009 mulailah bermunculan warnet-warnet, bahkan menjamur dengan tarif boleh diadu.

Agaknya pengusaha warnet harus belajar dari buku sejarah wartel. Tahun 1998, masyarakat antri panjang di wartel untuk sekedar nelpon. Setelah itu di hajar habis-habisan dengan hadirnya handphone murah bak kacang goreng. Pemilik warnet pun mungkin sudah membayangkan datangnya zaman laptop murah bak kacang goreng.

Seiring dengan murahnya laptop dan paket modem, selain adanya hotspot gratis mulailah satu persatu saya perhatikan warnet yang beroprasi di Limboto tutup dan banting stir ke usaha lain semacam toko alat tulis maupun salon. Tapi masih ada yang tetap eksis juga.

Dahulu handphone adalah barang mewah. Hanya orang-orang berduit yang memakainya. Zaman sekarang handphone bukan barang mewah, tukang sayur pun pakai handphone. Siapa yang berani menunggu zamannya laptop dipakai tukang jamu dan tukang sayur??.

Jadi siapa kira-kira pemenangnya???wartel, warnet, ataukah warteg?????

( di tulis 09 november 2010 )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar