Minggu, 30 September 2012

Antara Nonton Bareng Piala Dunia dan Pilkada

Piala dunia 2010 yang digelar di Afrika Selatan merupakan ajang paling bergengsi di dunia persepakbolaan. Sebanyak 32 kesebelasan dari 32 negara di lima benua bakal tampil mengadu kemampuan dan peruntungan di lapangan hijau di negara yang acap kali disebut sebagai benua hitam.

Di antara negara-negara yang bertanding, Indonesia tidak ambil bagian dalam perhelatan akbar ini. Namun demikian, antusiasme masyarakat Indonesia terhadap ajang piala dunia tak kalah heboh dibandingkan dengan pendukung dari negara-negara yang bertanding. Salah satu bukti adalah ramainya tempat-tempat nonton bareng piala dunia yang digelar di Indonesia.

Tak ubahnya yang terjadi di kota-kota lain di Indonesia, semangat nonton berang sepakbola menyentil sudut-sudut Kabupaten Gorontalo. Tempat-tempat nonton piala dunia tak pernah sepi. Bahkan hujan gerimis sekalipun. Motor-motor berderet di pinggir-pinggir jalan yang terdapat ajang nonton bareng. Sesekali terdengar teriakan riuh penonton ketika si kulit bundar masuk gawang.

Bertepatan dengan waktu diselenggarakannya piala dunia, di Kabupaten Gorontalo diadakan pula kampanye pada pemilihan kepala daerah, bupati dan wakil bupati. Baliho, spanduk, bendera tak ketinggalan menyemarakkan sesuatu yang dikatakan pesta demokrasi ini. Teriakan-teriakan kampanye, panggung-panggung hiburan, aksi para simpatisan layaknya para penonton bola yang berteriak-teriak.

Berbicara tentang piala dunia dan pilkada, saya tidak akan membahas piala dunia dan pilkada secara mendatail. Tidak tertarik dengan siapa yang bakal menang. Apalagi tertarik menonton si bulat yang jadi ajang rebutan. Juga tidak ambil bagian dalam kampanye ataupun acara coblos-mencoblos.

Tetapi mau tidak mau mata saya menangkap sesuatu yang unik pada kedua ajang tersebut. Yaitu hubungan langsung antara nonton bareng piala dunia dan pilkada di Kabupaten Gorontalo. Ini bukan soal pasangan calon bupati dan wakil bupati yang memajang jadwal piala dunia pada baliho kampanye. Bukan pula soal calon pasangan yang ikut ajang nonton bareng.

Bicara soal baliho, ada sesuatu yang lebih unik dari Jadwal piala dunia yang dijadikan alat kampanye. Apakah itu?, jawabannya adalah baliho-baliho kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati yang ubah fungsi menjadi layar nonton bareng dengan menggunakan proyektor pada malam hari. Sungguh ini adalah simbiosis mutualisme antara nonton bareng piala dunia dengan pilkada di Kabupaten Gorontalo. Bagaimana di daerah anda?.

(tulisan ini di tulis tanggal 05 juli 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar