Kamis, 04 Oktober 2012

Gorontalo in my eyes

Lewat Sudah dua tahun saya dan keluarga meninggalkan Gorontalo. Dan ingatan itu masih sangat baik, seperti dalam foto-foto yang saya ambil ketika tinggal di sana. Lewat tulisan,ini akan saya posting sebagian foto yang saya abadikan kepada anda.

Bentor adalah kendaraan yang sangat praktis, bisa mengantar kemana pun, dijumpai dimana pun, tarifnya juga murah. Untuk jarak dekat sekitar tahun 2010 hanya 2000 rupiah saja.
Dibawah ini adalah bentor Gorontalo menuju tugu kota yang terletak di simpang lima kota Gorontalo. Kabarnya tugu ini sudah di robohkan...hmm setidaknya foto ini masih memuat kenangan itu.



Tidak seperti di waktu pagi yang lalu lintas sangat ramai oleh bentor-bentor hilir mudik mengantarkan penumpang. Di waktu siang bentor-bentor banyak yang parkir di lapangan parkir pasar limboto, antre penumpang karena jumlah penumpang yang menyusut.






Gambar danau limboto diapit dua rumah. Saya rasa komposisi gambarnya jadi lebih menarik. Wah rumah-rumah ini bersinggungan langsung dengan danau limboto. Ya, kampung-kampung di pinggiran danau Limboto sudah tebiasa terkena banjir. 



Senja di menara Limboto. Saya sengaja menaiki menara Limboto sebelum akhirnya benar-benar pindah ke pulau Jawa. Sebelumnya, saya belum pernah menaiki menara ini. Saya pikir, masak sih tinggal di Gorontalo sama sekali belum pernah naik ikon Limboto.  Akhirnya kesampaian juga naik menara ini.

Tarifnya cukup murah. Tahun 2010 hanya 10.000 rupiah per orang. Seorang asli Gorontalo bercerita kepada saya bahwa ketika baru di buka, banyak sekali orang naik ke atas nya dari berbagai penjuru Gorontalo. Kini menara ini tidak menjadi asing bagi mereka, sepi pengunjung.

Menara ini terbentang di atas jalan raya. Di bawahnya banyak pedagang kecil seperti pedagang durian, es kelapa hijau, pedagang peci, terkadang bunga, dan lain sebagainya.


Hmm tapi sayang, menara ini tidak terbebas dari aksi vandalisme. Saya istilahkan aksi  tak bertanggung jawabs ini mirip dengan kucing yang mencakar pohon..menunjukkan eksistensi diri. 


Waw yang tak kalah penting dari Gorontalo adalah nasi kuning. Di pagi hari, untuk sarapan anda tidak akan kesulitan menemukannya di warung-warung rumah penduduk. harganya berkisar antara 3000 sampai 5000 rupiah. Eittss tunggu dulu, ini bukan cuma untuk sarapan lho, makan siang dan makan malam, warung-warung di Gorontalo masih banyak yang menjajakannya..wah puas.


Benteng otanaha, letaknya tidak terlalu jauh dari kota Gorontalo. Sekitar 30-45 menit anda sudah bisa tiba di sana. Dari atas benteng ini anda dapat melihat pemandangan danau Limboto yang membentang luas. Jika tertarik untuk sedikit mengeluarkan keringat anda bisa menaiki anak tangga untuk mencapai benteng ini. Sekitar 15-20 menit anda dapat merasakan nafas anda yang tersenggal-senggal tidak beraturan. Tapi jangan khawatir jika ini bukan jadwal anda berolahraga, tersedia jalan aspal ke atas benteng untuk kendaraan.


Yang satu ini favorit kami duduk-duduk sore menikmati jagung bakar, tangga 2000. Hmm jangan berpikir bahwa anak tangga di sini ada 2000 ya. Nama Tangga 2000 di ambil dari tahun pembuatannya, tahun 2000.  


Jika anda mampir ke Gorontalo, anda bisa menginap di hotel-hotel dari kelas melati sampai bintang tiga. Walau mungkin rasa masakan Gorontalo tidak sesaui dengan kebiasaan di daerah anda, anda tidak perlu khawatir karena di Gorontalo dapat juga di temukan rumah makan yang menjajakan masakan padang, masakan sunda, jawa. Tak ketinggalan  juga mungkin anda bisa mencicipi coto makasar yang sudah jamak di Gorontalo. Tertarik untuk berlibur ke Gorontalo?.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar