Kamis, 18 Oktober 2012

Evolusi sang penipu

Awal cerita ini ketika saya duduk di bangku smp. Bersama bapak, saya menemani seorang tetangga yang katanya menang undian. Berangkatlah kami bertiga dari Bakauheni ke Jakarta menyebrangi selat sunda, naik ferry dilanjutkan dengan bis. Kavling 126, jalan Kyai Haji Mas Mansyur Jakarta adalah tujuan kami.

Sesampai di sana alamat yang dimaksud pun tak ditemukan. Hanya ada menara Batavia, yang notabene bukan alamat yang dimaksud. Akhirnya bapak menelepon telepon yang tercantum sebagai costumer service dari penarikan undian tersebut. Tidak nyambung, dan akhirnya kami sadar, penipuan. Kalau di ingat-ingat, betapa polosnya kami. Tapi toh itu terjadi pada tahun 1995an. Yang mana penipuan belum marak seperti sekarang ini.

sms mama papa


Modus yang paling marak sekarang ini adalah modus mama minta pulsa. Sebenarnya cerita ini sudah sering saya dengar. Suami pernah kena. Tetangga yang mendapat sms, kirimi papa pulsa langsung membalas " pak, papa saya sudah meninggal".


Hampir saja saya kena. Ketika kedua orangtua sayamenunaikan ibadah haji, mama menelepon mengabarkan  hp, kamera dan dompet bapak hilang. Selang beberapa saat mama menelepon, saya mendapat sms. Bunyinya tidak lain, " ini nomer baru mama, tolong kirim pulsa ke 08XXXXXXXX. Berhubung baru saja mendapat kabar bahwa hp bapak hilang, akal sehat saya pun seperti enggan bekerja. Buru-buru ganti baju menuju counter terdekat, tapi Alhamdulillah tidak jadi karena akhirnya tersadar.

Pak polisi yang tersenyum

Memang sangat tepat waktunya, siang bolong ketika pemilik rumah sedang pergi kerja. Saat itulah hanya ada pembantu rumah tangga menunggu di rumah. Tapi saya bukan pembantu rumah tangga, saya ibu rumah tangga yang kerap kali mendapatkan selebaran " selamat anda mendapatkan hadiah langsung dari PT ABC".
selebaran itu dilengkapi keterangan polisi yang memberi pernyataan bahwa ini adalah sayembara yang terdaftar. Lengkap dengan foto pak polisinya yang sedang tersenyum, so sweet.

Minat beli rumah.

Mengenai rumah yang bapak tawarkan kami sudah survei dan kami cocok. Mengenai harga silahkan bicarakan dengan suami saya DR H bla-bla-bla. Kayak mau ngelamar kerja aja, sms beli rumah lengkap dengan Haji dan DR. Iya, tentu saja penggunaan DR dan haji tersebut untuk menekankan bahwa yang bersangkutan adalah orang berduit. Kalau jaman dulu penjual menipu pembeli, sekarang pembeli dapat menipu penjual.  

Anak anda terjaring razia

ibuku menangis tersedu-sedu, masih syok. Telepon yang baru diterimanya mengatakan bahwa, adikku terkena razia narkoba. Terdapat narkoba dikantongnya ucap si penelepon.
" Ibu tau gak anak ibu kami tangkap, karena membawa narkoba"." Anak saya tidak pake narkoba pak"ujarnya terisak-isak. "Iya betul memang berdasarkan tes urine hasilnya negatif, itu yang meringankan, tapi di kantong celananya ada narkoba". Ujar suara di seberang sana.

"Ibu mau cara kekeluargaan atau tidak"ujar si penelepon. "Iya pak mau, ujar ibuku". Temannya sudah kami bebaskan, kami minta kepada orangtuanya 50 juta, ibu sanggup berapa?ujarnya sembari menekankan mama untuk tidak memberitahukan kepada siapapun terkait peristiwa tersebut dengan alasan menyangkut nama baik si polisi tersebut.

"Anak saya mana?" tanya ibuku sambil berteriak. "Ibu mau dibantu gak" tegas si polisi itu lagi. "Anak saya mana?" teriak ibuku lagi...dan akhirnya ibuku menaruh begitu saja gagang telepon tadi dan menelepon adikku dengan hp yang lain. Ternyata adikku ada di rumah bukan di kantor polisi.....fiuhhhh hampir saja uang melayang.
Ada-ada saja yang ulah para penipu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar